Ronjhangan
Pujer adalah salah
satu kecamatan di daerah Bondowoso,Jawa Timur tepatnya terletak pada ketinggian
220 s/d 427 Dpl merupakan wilayah Agropolitan dan memiliki Luas wilayah =
33.591 Ha yang terbagi atas Tanah Sawah, Perkarangan,Tanah Tegal/Kebun dan
Kolam Ikan.
Di kecamatan Pujer
ini ada kesenian tradisional yang disebut "ronjhangan" atau lesung
untuk menumbuk padi yang biasa dimainkan ibu-ibu. Awalnya, kesenian tersebut hanya merupakan musik
instrumen, namun dalam perkembangan diikuti dengan lagu-lagu berbahasa Madura
yang mengandung nilai-nilai luhur dan juga menabuh 'ronjhangan' itu digunakan
oleh ibu-ibu untuk mengusir rasa lelah setelah bekerja, khususnya menumbuk
padi.
Namun, semakin
pesatnya teknologi di zaman sekarang semakin punahnya ibu-ibu yang menumbuk
padi karena sudah ada mesin penggiling padi sehingga ronjhangan juga tidak
dimainkan lagi.
Nah, Kecamatan
Pujer ini sebagai pusat kesenian Ronjhangan membentuk grup-grup yang biasanya
ditampilkan saat ada acara memperingati hari jadi Bondowoso ataupun HUT RI walaupun tidak semurni Ronjhangan zaman
dulu karena sudah dipadukan dengan “Jidur” ataupun semacam beduk.
Tapi apa daya
semakin banyaknya musik yang berkembang dan jauh lebih diminati oleh para
remaja saat ini.Ronjhangan pun punah, alat yang digunakan juga kebanyakan sudah
rapuh dimakan rayap dan juga karena sudah tidak pernah digunakan lagi.
Kalau sudah begini
mau menyalahkan siapa?
Apa teknologi yg
kita salahkan?
Kemana para pemuda
dan pemudi Bondowoso ?
Apa yang telah kalian
lakukan untuk Bondowoso ?
Mari kita semua
bergotong-royong saling bahu-membahu melestarikan kesenian dan budaya asli
Bondowoso ”KALAU BUKAN KITA SIAPA LAGI”.


sepp boz
ReplyDelete